Barista

Portofolio Latte Art
Seperti pelukis, rupanya para barista juga bisa memiliki portofolio kesenian tersendiri, yaitu latte art. Seni membuat latte art digemari oleh para pecinta kopi di Indonesia saat ini. Sebagian besar kedai kopi di Indonesia sudah melibatkan kreasi latte art. Espresso base yang dikombinasikan dengan susu, dimana susu tersebut dipanaskan dengan uap air. lalu di steam/ di kocok di dalam milk jug, dan perlu skill untuk menuangkannya diatas kopi agar berbentuk gambar.
Tulip, Swan, Rosetta adalah beberapa contoh dari latte art yang biasa digambar barista pada umumnya, namun banyak art lain yang bisa di buat oleh para barista yang handal, profesional serta tinggi jam terbang pengalamannya.
Bagi saya sendiri membuat latte art memang tidak semudah yang dilihat. Diperlukan keterampilan khusus dan kesabaran serta latihan yang lama untuk bisa membuatnya.
Nah berikut beberapa portofolio Latte art saya pribadi selama bekerja sebagai barista yang berhasil saya foto, sebagai nilai tambah untuk melamar profesi sebagai barista.
check it out!
Pengalaman Pertama di Kopikina
Pengalaman Pertama di Filosofi Kopi
FILOSOFI KOPI
Perjalanan yang membawa saya kali ini bermula dari sebuah ajakan seorang teman saya jordy untuk berkunjung ke suatu kedai yang sangat ramai dan sudah terkenal katanya, memang sebelumnya kami sudah merencanakan agenda kunjungan ke kedai kopi ini sejak lama namun baru saat ini bisa kesampaian.
Filosofi Kopi adalah tempat yang pas menurut teman saya dan layak untuk dikunjungi, ya sesekali ke kedai yang sudah memiliki nama mentereng, meskipun belum sempet nonton filmnya tapi saya justru malah ingin kesana terlebih dahulu, hehehe.
Mendengar namanya pasti kamu semua sudah pada tau, Filosofi Kopi merupakan kedai yang salah satunya berada di daerah melawai dan diusahakan oleh Rio Dewanto, Chicco Jerikho dan beberapa pembuat filmnya.
Singkat cerita, sore hari adalah waktu yang pas untuk kami berkunjung kesana, setelah sampai disana, benar saja disana saya langsung takjub dan terkejut melihat kedai ini sangat ramai dibanding dengan kunjungan saya ke kedai kopi sebelumnya.
Alhasil kami tidak dapat tempat didalam karena sudah penuh akhirnya kami memutuskan untuk duduk diluar saja, sembari menikmati suasana senja kala itu.
Tidak lama berselang saya memutuskan untuk memesan kopi, dan saat masuk kedalam saya pun terkagum karena sempat bertemu dengan Chicco Jerikho yang menggunakan topi serta kaca mata hitam sedang berbincang dengan temannya disana.
Saat didalam sambil menunggu panggilan untuk memesan minuman minuman saya melihat sekitar, suasana disini begitu nyaman dan asik karena didukung pencahayan yang baik serta paduan tembok bata yang terdapat mural khas Filosofi Kopi ditambah dengan penataan meja dan kursi antik menjadikan bagian dalam kedai sebagai spot yang sangat instagramable juga cocok untuk mencari inspirasi disana.
Hadirnya barista perempuan disini juga menjadi daya tarik bagi para lelaki terutama yang jomblo saat berkunjung kesini hahaha, tak banyak dari mereka pun yang mengambil gambar para barista cantik nan mempesona Filosofi Kopi alah lebay!
"Jujur saja, reaksi ini didukung oleh pengalaman pertama kali saya bertemu dengan barista perempuan di kedai kopi saat itu"
Setelah antri cukup lama akhirnya kini giliran saya dipanggil untuk memesan minuman, awalnya saya bingung ingin pesan apa, setelah melihat-lihat saya memutuskan untuk memesan Espresso seharga 20K, karena kebetulan saya juga baru belajar tentang Espresso saat itu.
Penyajian Espresso disini cukup sederhana sama seperti di kedai kopi pada umumnya namun yang jadi pembeda adalah terdapat tulisan "temukan dirimu disini" dibagian dalam cangkir, sontak saya bingung apa maksud dari tulisan tersebut, namun berdasarkan pemahaman saya sendiri mungkin saya harus terus menggali lebih dalam tentang kopi dan saya berfikir bahwa saya suatu saat akan menemukan diri saya dengan kopi ini.
Ataupun entah apa maksud dari kata-kata tersebut, yang jelas saya biarkan jadi sebuah misteri dan tidak bertanya atau mencari tau. Tidak cukup dengan minum segelas Espresso akhirnya saya pesan Classic Affogato dengan harga 30K.
Suasana diluar sangat ramai, terkadang beberapa kali banyak musisi jalanan yang hadir menyumbangkan suara merdu mereka dengan lantunan alat musik mereka, untuk itu kita harus siapkan banyak banyak recehan saat berkunjung kesana.
Selain menikati sore bersama kopi disini kamu bisa merasakan suasana jalanan melawai pada sore hari yang begitu hiruk-pikuk dengan orang-orang yang sedang lalu-lalang disekitar sana.
Saya pun cukup lama menghabiskan waktu disana sambil berbincang santai bersama jordy, menurut saya ini adalah pengalaman yang campur aduk saat pertama kali berkunjung kesana, kalo kamu punya pengalaman lain mari share dikolom komentar ya
Jl. Melawai No.6, RT.3/RW.1,
Melawai, Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan, Jakarta 12160
11.00 - 23.00
Pengalaman Pertama di Dua Coffee
Disini juga terdapat beberapa makanan khas nusantara maupun menu makanan Western yang siap menemani kamu menikmati secangkir kopi atau minuman lain, seperti Mie Goreng, Nasi Goreng, Burger, Spagetti dan lain-lain
Secara keseluruhan tempat ini memang menampilkan kesan seperti rumah sendiri, sangat cocok buat kamu yang sekedar nongkrong, kerjain tugas atau kumpul reuni (karena tempatnya luas), dan yang paling menarik beberapa kali Raisa juga sempat berkunjung ke sini loh.
Jam buka:
Pengalaman Pertama di Pikul Coffee & Roastery
Ketika kamu berada di daerah cipete, mungkin kamu akan menemukan begitu banyak coffee shop yang ada disekitar daerah tersebut, salah satunya Pikul Coffee & Roastery.
Saat itu saya diajak oleh bos dan para crew untuk mampir ke sekitar daerah cipete untuk melihat-lihat coffee shop yang ada disana, mungkin ini adalah salah satu agenda dari atasan saya untuk mencari inspirasi dan melihat bagaimana cara kerja barista disana.
Perjalanan tersebut membuka pengalaman pertama saya untuk datang ke Pikul saat itu, tepat malam hari selepas sholat Isya dengan cuaca gerimis kami langsung menuju lokasi, awalnya saya tidak menyangka bahwa atasan saya benar-benar seseorang yang ingin mendidik saya menjadi seorang barista yang baik dengan cara seperti ini.
Didalam ruangan saya langsung terkesan dengan adanya mesin sangrai kopi yang diletakan tepat didalam tempat tersebut, wow! untuk pertama kalinya saya bisa melihat mesin sangrai kopi secara langsung.
Dengan sedikit perasaan bingung serta penasaran, mentor saya langsung spontan memberi tau secara singkat bagaimana cara mesin sangrai tersebut bekerja, setelah sedikit tanya jawab dan diskusi ringan akhirnya kami duduk dan mulai memesan minuman.
Bagi orang awam seperti saya di dunia kopi, saat itu saya hanya spontan memesan filter coffee dengan metode V60 dengan pilihan kopi Bali Kintamani dengan harga 30K.
Disini juga terdapat beberapa makanan ringan khas nusantara yang siap menemani kamu menikmati secangkir kopi seperti kue lapis dan kue kamir. Jika merasa lapar disini juga tersedia makanan berat seperti nasi kebuli.
Suasana dalam ruangan pun begitu tenang dan santai dipadukan dengan meja dan kursi yang terkesan antik serta dinding beton dan perabotan kayu menggambarkan sebuah kesederhanaan namun tetap bisa menampilkan kualitas yang ideal untuk diterapkan.
Setelah melihat kesana kemari akhirnya saya menemukan spot terbaik untuk menyendiri saat saya berada di dalam ruangan yang terdapat jendela, disitu saya bisa melihat pemandangan ke arah jalanan sambil ditemani oleh cuaca gerimis serta tanaman dalam ruangan. (saya tidak tau namanya tapi tanamannya lucu hehehe).
Secara garis besar tempat ini menurut saya sangat cocok buat kamu yang membutuhkan ketenangan serta mencari inspirasi pada malam hari, begitu tenang dan santai.
Kurang lebih seperti itulah pengalaman pertama saya saat berkunjung kesana, apakah kamu punya pengalaman sendiri saat berkunjung kesana? mari share di kolom komentar yah.
Jl. Cipete Raya Blok B No.7, RT.2/RW.4,
Cipete Sel., Cilandak, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12410
Jam buka:
07.00 - 22.00
